sweet memories

Thursday, 7 February 2013

Kanser mulut

Kanser mulut merupakan pertumbuhan tisu yang tidak normal di dalam mulut.
Pengesanan dan rawatan kanser mulut di peringkat awal dapat mencegah berlakunya hilang upaya yang teruk dan meningkatkan kualiti hidup pesakit.
Kanser mulut sering terjadi di kawasan:

lidah
lantai mulut
bahagian dalam pipi
gusi
lelangit
bibir bawah

Golongan mana yang berisiko mendapat kanser mulut?
Mereka yang mengamalkan tabiat seperti berikut berisiko mendapat kanser mulut:
• merokok
• mengunyah tembakau
• mengunyah buah pinang (makan sireh) dengan atau tanpa tembakau
• minum alkohol yang berlebihan  • terdedah pada sinaran matahari secara berlebihan.

Apakah tanda-tanda kanser mulut?
Perhatikan tanda-tanda berikut:
• ulser dalam mulut yang lambat atau tidak sembuh

• tompokan putih (leukoplakia) atau merah (erythroplakia)
• bengkak atau ketumbuhan dalam mulut
• nafas berbau (halitosis)

Anda juga mungkin mengalami:
• rasa sakit dalam mulut
• kesukaran mengunyah atau menelan atau menggerakkan lidah
• kebas pada lidah atau dalam mulut
• Kesukaran untuk membuka mulut

Langkah Pencegahan
-Amalkan memakan lebih banyak sayur-sayuran hijau dan segar
-Tingkatkan pengambilan beta-keratin (vitamin A)

Komplikasi
-Kanser ini boleh merebak dengan pelbagai cara dan menggangu tabiat pemakanan seseorang dan akhirnya mengakibatkan badan seseorang kekurangan air dan kelaparan
-Baki cebisan makanan boleh mendedahkan pada radang paru-paru
-Memusnahkan sistem saraf pada bahagian dasar tengkorak
-Boleh merosakkan saluran pembuluh darah yang besar yang boleh membawa kepada pendarahan yang sukar dikawal
-Ia boleh membawa maut jika tidak dikawal

rombongan ke cambodia

KILLING FIELD

ANGKOR WAT

Killing Fields









Killing Fields


Choeung Ek Killing Field: The bones of victims killed by Khmer Rouge soldiers.

Ladang Pembantaian

 

 

Kuburan massal di Ladang Pembantaian Choeung Ek.
 
Ladang Pembantaian adalah sejumlah situs di Kamboja di mana sejumlah besar orang tewas dan dikuburkan oleh rezim Khmer Merah, selama pemerintahan pada periode 1975-1979, sesaat setelah akhir Perang Saudara Kamboja (1970-1975).
Analisis 20.000 situs kuburan massal oleh Program Pemetaan DC-Cam dan Universitas Yale mengindikasikan setidaknya 1.386.734 korban.[1][2] Perkiraan jumlah kematian akibat kebijakan Khmer Merah, termasuk penyakit dan kelaparan, berkisar 1,7-2,5 juta dari penduduk sekitar 8 juta.[3] Pada tahun 1979, komunis Vietnam menyerbu Kampuchea Demokratik dan menggulingkan rezim Khmer Merah.
Wartawan Kamboja Dith Pran menciptakan istilah "ladang pembantaian" setelah melarikan diri dari rezim Khmer Merah.[4] Sebuah film yang dirilis tahun 1984, The Killing Fields, menceritakan kisah Dith Pran, dimainkan oleh seorang survivor Kamboja Haing S. Ngor, dan perjalanannya untuk melarikan diri dari kematian kamp.


The Killing Fields are a number of sites in Cambodia where large numbers of people were killed and buried by the Khmer Rouge regime, during its rule of the country from 1975 to 1979, immediately after the end of the Cambodian Civil War (1970-1975).
Analysis of 20,000 mass grave sites by the DC-Cam Mapping Program and Yale University indicate at least 1,386,734 victims.[1][2] Estimates of the total number of deaths resulting from Khmer Rouge policies, including disease and starvation, range from 1.7 to 2.5 million out of a population of around 8 million.[3] In 1979, communist Vietnam invaded Democratic Kampuchea and toppled the Khmer Rouge regime.
Cambodian journalist Dith Pran coined the term "killing fields" after his escape from the regime.[4] A 1984 film, The Killing Fields, tells the story of Dith Pran, played by another Cambodian survivor Haing S. Ngor, and his journey to escape the death cam
ps.

 
Kuburan massal di Ladang Pembantaian Choeung Ek.

TUAL SLENG MUSEUM

Berkas:Tuol Sleng.jpg
TUAL SLENG MUSEUM


Tuol Sleng merupakan bekas "sekolah Tuol Svay Prey Secondary School". Pada masa rezim Khmer Merah berkuasa areal Sekolah yang terdiri atas empat gedung bertingkat 3 gedung dijadikan sebagai Penjara dan Tempat Intrograsi para Tahanan. Gedung-gedung ini diberi nama A, B, C, D dan semuanya memiliki cerita kelam tentang kekejaman Pol Pot. Kelima bangunan di kompleks tersebut diubah pada bulan Agustus 1975, empat bulan setelah Khmer Merah memenangkan perang saudara, Sekolah tersebut diubah menjadi Penjara dan Tempat Interogasi Pusat. Khmer Merah mengganti namanya menjadi "Penjara Keamanan 21" atau "Kompleks (S-21)" dan pembangunan dimulai dengan menyesuaikannya dengan Penjara untuk Narapidana, sekeliling bangunan ditutupi dengan Kawat Berduri dan dialiri Listrik, Ruang Kelas diubah menjadi Penjara kecil yang disekat dengan tembok Beton dan Ruang Penyiksaan, dan semua Jendela ditutup dengan Jeruji Besi dan Kawat Berduri untuk mencegah tahanan kabur dari tempat tersebut.
Dari tahun 1975 sampai 1979, diperkirakan "17.000 orang" dipenjarakan di Tuol Sleng (perkiraan lain menunjukkan angka setinggi 20.000, meskipun jumlah sebenarnya tidak diketahui). Setiap satu hari, 1.000-1.500 tahanan dibunuh dan disiksa. Mereka berulang kali disiksa dan dipaksa untuk menyebutkan anggota keluarga dan rekan dekat, yang nanti pada saat gilirannya ditangkap, disiksa dan dibunuh. Dalam bulan-bulan awal keberadaannya S-21, sebagian besar korban berasal dari rezim sebelumnya "Lon Nol" dan termasuk tentara pemerintahan orang-orang seperti Pejabat Pemerintah, serta Pelajar, Dokter, Guru, Mahasiswa, Buruh, Biarawan, Insinyur, dll, Bahkan, ribuan Aktivis Partai dan keluarga mereka dibawa ke Tuol Sleng dan dibunuh. mereka yang ditangkap termasuk beberapa politisi tertinggi komunis berpengaruh seperti Khoy Thoun, Vorn Vet dan Hu Nim. Meskipun alasan resmi penangkapan mereka adalah untuk "penyuluhan", orang-orang ini mungkin telah dilihat oleh Pol Pot pemimpin Khmer Merah sebagai pemimpin berpotensi kudeta terhadap dirinya. Keluarga para korban sering dibawa secara massal untuk diinterogasi dan kemudian dibunuh di Ladang Pembantaian Ek Choeung.






 Diperkirakan terdapat 17.000 orang meninggal dalam tragedi pembantaian di Tuol Sleng ini, tetapi terdapat 7 orang yang masih hidup, dan hanya 3 orang yang diketahui namanya, diantaranya, Chum Mey, Bou Meng dan Chim Math, mereka dapat hidup karena mereka memiliki Keterampilan yang luar biasa menurut Pol Pot, Bou Meng yang istrinya meninggal di dalam Penjara, dia merupakan seorang Seniman, tugasnya adalah melukis setiap kejadian penyiksaan yang dilakukan oleh tentara Khmer Merah, Chum Mey, adalah seorang Mekanis, dia dapat memperbaiki Mesin-Mesin yang terdapat di Kamp Konsentrasi tersebut, Chim Math berada di Tuol Sleng selama 2 minggu dan dipindahkan ke penjara "Sar Prey" yang berada didekatnya. Dia mungkin telah terhindar karena dia berasal dari distrik "Stoeung" di "Kampong Thom" dimana dia lahir. Dia sengaja dibedakan sendiri dengan mengutamakan logat provinsi itu selama mengintrograsi dia.